Rabu, 25 Desember 2013

Insentif Pajak Mobil LCGC   

LCGC  (low cost green car)
Pemerintah baru saja meluncurkan kebijakan tentang mobil murah hemat energi (low cost green car = LCGC). Pemerintah telah menyetujui kebijakan pembuatan LCGC sejak sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2013. Sejauh ini insentif yang diberikan baru sebatas pembebasan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM).
Sudah lama muncul gagasan atau cita-cita memiliki mobil nasional. Pada tahun 1993, B. J. Habibie memelopori mobil nasional yang diberi nama Maleo. Alasannya sangat rasional. Teknologi membuat pesawat terbang sudah dikuasai. Oleh karena itu membuat mobil sebetulnya sudah dalam genggaman. Sumber daya manusianya juga sudah tersedia. Ribuan mahasiswa dikirim ke luar negeri untuk menguasai berbagai macam teknologi, termasuk teknologi pesawat terbang dan otomotif.
Jika akumulasi pengetahuan dan teknologi yang sudah dalam genggaman bisa didayagunakan secara maksimal, rasanya kita bisa mengisi beragam kebutuhan kendaraan bermotor di dalam negeri.
Apakah bijak dengan langsung melompat ke mobil listrik? Bajaj masih diimpor. Juga motor roda tiga berwujud angkutan barang di bagian belakang diimpor dari China. Nyata-nyata kedua jenis kendaraan ini sangat sederhana dan dibutuhkan oleh warga perkotaan untuk angkutan pemukiman. Angkutan pedesaan pun sangat dibutuhkan.
Penjualan sepeda motor sudah mencapai 10 juta unit dan penjualan mobil telah menembus 1 juta unit. Keekonomian skala (economies of scale) sudah memungkinkan untuk menghadirkan produksi dengan merk sendiri. 
Kita bisa mulai mengembangkan industri alat angkut massal yang sederhana. Bisa juga dikembangkan untuk kebutuhan tentara dan polisi. Pasarnya sudah jelas ada. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjadi pembeli utama. Bank BUMN bisa dijadikan sebagai lembaga penunjang pembiayaan.
Namun, mengapa yang dikedepankan adalah mobil listrik? Bukankah mobil listrik pasar utamanya untuk di dalam kota yang telah memiliki fasilitas pendukung yang prima? Tetapi, bukankah angkutan dalam kota yang harus lebih diutamakan adalah angkutan umum?
Di negara-negara yang telah menguasai industri otomotif sekalipun porsi mobil listrik masih sangat terbatas. Pada tahun 2030 diperkirakan pangsa mobil listrik hanya 1 persen dari produksi mobil dunia, sedangkan 87 persen masih menggunakan BBM.
Semangat nasionalisme yang mulai tumbuh bisa disalurkan untuk tujuan-tujuan yang lebih produktif dan lebih langsung memenuhi kebutuhan rakyat kebanyakan, bukan disalahgunakan untuk kepentingan atau ambisi segelintir orang yang sedang berada di dalam kekuasaan.
Ayo, kita bangkit. Usung nasionalisme setinggi langit dengan akal sehat. Tunjukkan keberpihakan kepada rakyat banyak.

BOP Bengkel Mobil




Bengkel Mobil BOP -Bengkel Otomotif Pinuji-

Bengkel Spesialis injeksi
Ketrampilan Tehnisi Setara Bengkel Resmi

Melayani  Perawatan dan Perbaikan :
- Mobil Diesel maupun Bensin
- Mobil bertehnologi Konvensional & Injection 
  ( EFI, MULTI INJECTION, VVTI, VTEC, IDSI, dll )


Jenis pelayanan kami antara lain:
  • Ganti oli
  • Tune up
  • FlushinG Oli
  • Carbon Clean
  • Over Houl

  1. Engine
  2. Transmisi Matik – Manual
  3. Gardan
  4. Power Steering
  5. Rem

  • UnderStell
  • BalancinG Roda
  • NitroGen Ban
  • Service AC
  • Service Electrical

  1.  Kabel Set Body
  2. Electrical Lampu
  3. ALarm Central Lock
  4. Power Window, Mirror
  5. Sistem Charger, Starter

  • Cleaning injector
  • Scan Diagnosa &  Reset Ecu
  • GPS Tracker
  • Service Panggilan



Mobil Listrik Mahasiswa yang Eksis Sepanjang 2013

Salah satu mobil listrik karya mahasiswa. (Foto: Prabowo/Okezone)


JAKARTA 
- Setiap tahun, kesadaran kaum muda terhadap sumber energi terbarukan terus meningkat. Tidak terkecuali sepanjang tahun ini. Civitas academica dari berbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta di Tanah Air seakan berlomba untuk menghasilkan inovasi, terutama di bidang automotif.

Sejumlah kreasi mobil listrik ramah lingkungan pun lahir dari tangan mahasiswa. Tidak hanya menuai apresiasi positif dari negeri sendiri, beberapa mobil listrik para pemuda tersebut bahkan meraih sukses dan mendapat pengakuan di tingkat internasional.

Yuk, tengok deretan mobil listrik karya mahasiswa yang lahir maupun semakin eksis sepanjang 2013.

1. Easy CarAwal 2013, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali meluncurkan mobil listrik. Setelah sukses dengan Sapu Jagad, kini ITS memiliki mobil baru karya mahasiswa yang diberi nama Easy Car (EC) ITS. Penamaan EC terasa istimewa karena dilakukan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh.

2. Semar-TFebruari 2013, prototipe mobil listrik city car berkapasitas empat penumpang itu berasal dari asal Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Namun, mobil yang dihasilkan oleh tim yang dikepalai Muhammad Nizam itu belum bisa dijadikan mobil listrik nasional karena belum memenuhi persyaratan jarak tempuh, yakni 120 km sekali jalan. Saat ini, mobil tersebut hanya mampu menempuh jarak 40 km satu kali jalan.

3. Sinosi
Tidak mau ketinggalan, pada Februari 2013, Universitas Jember (Unej) turut menghasilkan mobil listrik. Mobil karya mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Unej itu merupakan mobil listrik generasi kelima yang dikonsep seperti mobil sport. Inovasi terbaru itu diberi nama Sing Nomer Siji (yang nomor satu) atau disingkat Sinosi. Nama ini mengandung filosofi, dari mobil listrik terdahulu, konsep mobil ini merupakan yang terbaik dari sisi efisiensi dan kecepatan.

4. Garuda
Mei 2013, Mobil listrik karya Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini bahkan berjaya di tingkat internasional, 2013 International Student Green Car Competition di Seoul, Korea. Dalam kompetisi yang memperlombakan empat kategori, yaitu acceleration, maneuverability, endurance performance,dan creative technology, Garuda UNY berhasil membawa pulang trophy kategori creative technologydan berhak membawa pulang uang satu juta won.

5. AristoMei 2013, mahasiswa Teknik Mesin Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam Tim Appate-62 meluncurkan mobil listrik generasi baru mereka, yakni Aristo. Mobil berkecepatan 200 km/kWh tersebut ikut berpartisipasi dalam Shell Eco-Marathon Asia 2013 di Sepang, Malaysia.

6. Jalak HarupatJuni 2013, mobil listrik karya tim Jalak Harupat Universitas Pasundan (Unpas) Bandung berhasil keluar sebagai juara pertama di Indonesia Electric Vehicle Competition (IEVC). Uniknya, selain memiliki kecepatan yang tinggi, mobil tersebut juga mampu digunakan sebagai mobil rekreasi karena desainnya yang menarik.

7. ArjunaNovember 2013, Arjuna merupakan produk mobil listrik teranyar dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Dalam satu kali pengisian daya, karya 10 mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan Industri serta Jurusan Elektronika dan Instrumentasi (ELINS) UGM bisa melaju dengan jarak tempuh 30 km.

8. Keris EVNovember 2013, Universitas Indonesia (UI) meluncurkan mobil listrik yang mampu menempuh jarak 252 km/kWh. Capaian tersebut menempatkan Keris EV sebagai jawara pertama kategori prototipelistrik dalam Indonesia Energy Marathon Challenge (IEMC) 2013.

9. Optimo 1
Menjelang Hari Jadi UB ke-50 pada November 2013, mahasiswa UB kembali meluncurkan inovasi di bidang automotif yang diberi nama Optimo 1. City car generasi pertama UB itu dikerjakan oleh 15 mahasiswa hanya dalam waktu satu bulan. Dalam kondisi baterai penuh, Optimo 1 mampu berjalan satu jam tanpa henti dengan kecepatan 40 kilometer (km) per jam.

Kreativitas mahasiswa dalam berinovasi di bidang transportasi ini mendapat dukungan dari pemerintah, seperti Kementerian BUMN dan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Dukungan tersebut diwujudkan dalam bentuk dana maupun penyediaan fasilitas pendukung industri automotif. Namun, untuk dapat berkembang pesat, mobil listrik juga turut membutuhkan peran serta dari pihak industri.



sumber : Margaret Puspitarini - Okezone

Kamis, 12 September 2013

PT Grain Luncurkan 100 Mobil Listrik


JAKARTA - PT Great Asia Link (PT GRAIN) berencana meluncurkan 100 unit mobil listrik dengan merek Elvi yang merupakan akronim dari Electric Vehicle pada Mei 2013. Mobil ini merupakan produk nasional.

Empat merek Elvi sudah siap dipasarkan, yaitu Elvi Ravi untuk jenis all purpose vehicle (APV), Elvi Hevi untuk jenis pick up, serta Elvi Hivi dan Elvi Suvi untuk jenis mobil kota city car. "Untuk mobil jenis APV, perseroan akan menjualnya di pasaran sekitar Rp 130 juta, pickup Rp 75-80 juta, dan city car sekitar Rp 170 juta per unit," kata Presiden Direktur PT GRAIN Ravi Desai seusai bertemu Menteri Perindustrian (Menperin) Mohamad S Hidayat, dengan didampingi Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Dharmadi dan Komisaris PT GRAIN JE Sendjaja di Jakarta, Jumat (4/1).

Pada tahap awal, lanjut dia, kapasitas produksi mobil PT GRAIN mencapai 20 ribu per tahun, dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 450 orang. Perusahaan ini bekerja sama dengan beberapa SMK di Jawa Timur untuk merekrut tenaga teknisi.

Ravi mengatakan, saat ini mobil listrik buatan PT GRAIN menggunakan kandungan lokal sebesar 40% dan beberapa komponen masih diimpor dari negara lain, seperti Korea Selatan dan Jepang. Perusahaan menargetkan kandungan lokal naik mencapai 50% dalam lima tahun mendatang.

Perseroan merupakan anak usaha dari PT Bukit Jaya Abadi, perusahaan yang berge-rak pada usaha pemasok dan penyedia mesin diesel dan struktur besi. Perusahaan ini berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur.

Sejauh ini, PT GRAIN telah menginvestasikan dana hingga Rp 100 miliar untuk merealisasikan fasilitas produksi mobil listrik nasional. Tahapan investasi akan terus bertambah dan ditingkatkan seiring perkembangan pasar.

"Kami berkomitmen untuk mengembangkan mobil listrik. Mobil ini bisa menjadi alternatif karena biaya operasionalnya 75% lebih hemat dibandingkan mobil biasa," imbuh Ravi.

Sementara itu, Budi menuturkan, Kemenperin berkomitmen terus mendorong pengembangan mobil listrik di Tanah Air. Pasalnya, pasarnya masih terbuka luas dan belum banyak dikembangkan oleh prinsipal otomotif multinasional.

"Kemenperin akan terus mendorong pengembangan industri mobil listrik nasional, seperti yang dilakukan oleh PT GRAIN, sebagai salah satu perusahaan nasional yang merintis pembuatan mobil listrik secara komersial," ujar Budi.

Ravi melanjutkan, pihaknya tertarik memproduksi mobil listrik karena di Indonesia dan negara lain belum banyak dikembangkan.
sumber : Investor Daily