Selasa, 25 November 2014

Training Mekanik Daihatsu Advance UKM Bengkel anggota HBBA

Untuk meningkatkan SDM bengkel anggota HBBA ( Himpunan Bengkel Binaan YDBA ) dalam hal perawatan dan perbaikan mobil produk / merk Daihatsu, HBBA dan YDBA ( Yayasan Dharma Bhakti Astra ) bekerjasama dengan PT Astra Daihatsu Motor ( ADM ) menyelenggarakan Training Mekanik Daihatsu Advance ( Automatic Transmision dan Electrical ) di ruang Training Center Astra Daihatsu Motor Jakarta pada tanggal 17 - 20 November 2014.

Training ini diikuti oleh 20 orang mekanik dari bengkel anggota HBBA yang telah mengikuti Training Daihatsu Basic pada awal tahun 2014. Peserta training berasal dari  Surabaya, Semarang, Purwokerto, Cilacap, Cianjur, Sragen dan Jabodetabek.

Training diawali dengan pembukaan dan perkenalan oleh bp Mochamad Wahyu dari YDBA dilanjutkan oleh instruktur bp Aji Prima Nur Cahaya dengan materi EWD ( Electrical Wiring Diagram ) Head Lamp, Wiper & Washer dan Praktek.
Training Hari kedua dipandu oleh Bp Ridwan dg materi Immobilizer, Power Window, Door Lock dan praktek.
Training hari ketiga dipandu oleh Bp Herlan dengan materi Automatic Transmission yang meliputi  Torque Converter, Planetary Gear, Hidraulic Control Unit dan paraktek.
Training hari ke empat dipandu Bp Firianto Rachmadi dengan materi praktek Overhaule Transmisi Matik dan evaluasi.
Mengakhiri kegiatan training ini ditutup oleh ketua HBBA Jakarta Bp Heri Cahyono dan dilanjutkan foto bersama.
                                                           


Selasa, 06 Mei 2014

Dua mobil listrik ini dinamai EZZY ITS ver 1.0 dan EZZY ITS ver 1.1. Keduanya memiliki spesifikasi berbeda, khususnya soal komponen dapur pacu. EZZY ITS ver 1.0 mengadopsi jenis engine supercarDOHC 24v Type 6 Cylinder.
Mesinnya memakai pabrikan YASA 750 Brushless DC Motor dengan daya 50 kilowatt. Adapun EZZY ITS ver 1.1 mengusung mesin jenis permanent magnet brushless DC dengan daya 30 KW. Konsumsi energi dua Molina ini 5,3 kilometer per Kwh. “Sekali cas baterai empat jam,” ujar anggota tim lainnya, Agus Mukhlisin.
Selain Molina, ITS juga mengikutsertakan mobil tenaga surya, Sapuangin, dan mobil Lowo Ireng Supercar. Mobil Sapuangin pernah dilombakan dalam ajang World Sollar Challenge di Australia. Adapun mobil Lowo Ireng Supercar mengusung mesin Mitsubishi Gallant V6 Twin Turbo berkapasitas 2.500 CC.
Khusus Lowo Ireng, kata Nur, pihaknya hanya merekonstruksi aerodinamika dan membuat Electronic Control Unit. “Mesin dikasih dan Lowo Ireng tetap memakai BBM. Kami hanya bertugas mendesain tampilan dan membuat ECU,” kata Nur.
Rektor ITS Triyogi Yuwono mengatakan ide membikin Molina tercetus setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendorong ITS agar membuat prototipe mobil listrik. Pihaknya belum melangkah untuk mematenkan hak cipta dan memproduksi massal. “Belum ada rencana produksi massal. Mungkin 2019 baru bisa, dengan catatan melibatkan universitas, pemerintah, dan industri,” katanya.
Di salin dari Liputanislam.com

Kamis, 27 Maret 2014

Tetap Tegar Saat Naik dan Turun



PASSION ITU MEMBUAT PAK PINUJI TEGAR SAAT NAIK DAN TURUN


Pak Pinuji bersama salah seorang karyawannya
Pak Pinuji bersama salah seorang karyawannya
Untuk tetap tegar di saat usaha naik dan turun, menurut Pak Pinuji, salah satu donatur PKPU Surabaya yang bergerak di bidang perbaikan mobil, membutuhkan sesuatu yang kita kenal sebagai passion. Berikut ini adalah inspirasi beliau.
Lahir dan besar di Ponorogo, setelah tamat SMA dan bekerja di bengkel motor selama tiga tahun, Pinuji muda berangkat mengadu nasib di Surabaya. Tahun 1991 waktu itu, beliau bekerja sebagai kuli bangunan di beberapa proyek konstruksi.
Sebenarnya beliau juga berusaha mencari pekerjaan di bidang bengkel, tapi untuk bertahan hidup saat itu, sepertinya kuli bangunan menjadi pilihan meski terpaksa. Beliau bisa hidup, tapi tidak nyaman, tidak enjoy dalam bekerja.
Setahun menjalani hidup sebagai kuli bangunan, beliau kemudian pindah ke angkutan umum. Mengawali sebagai kernet, kemudian belajar nyetir, kemudian dimulailah perjalanan Pak Pinuji di dunia service mesin mobil.
Setahun kemudian, 1993, beliau yang memang sejak kecil senang mengotak-atik, atau memperbaiki sesuatu, mendapatkan kesempatan untuk belajar di BLK (Balai Latihan Kerja). Hal ini tentu saja tidak disia-siakan.
Dengan modal ilmu itu, seringkali, beliau mempraktekkan dengan me-“nyetel” platina pada kendaraan angkot-angkot tua di pangkalan KIP 2 jurusan Kutisari Indah– Petojo. Tapi jiwa dan kesenangan untuk memperbaiki Pak Pinuji belum terpuaskan.
Ditambah lagi dengan kehidupan sebagai sopir angkot yang keras, maka hanya setahun sebagai sopir angkot, di tahun 1994 beliau memutuskan untuk bekerja di bengkel sebagai montir.
Tapi aktivitas sebagai sopir juga masih tetap dijalani, terutama bagi yang membutuhkan sopir panggilan atau “carteran”. Maklum, di 1995 akhir beliau menikah sehingga tanggungan juga bertambah.
Seingat beliau, ada tiga bengkel yang pernah menjadi tempat bekerja dan belajar. Lalu perubahan kembali terjadi. Di tahun 1997 ketika terjadi krisis ekonomi, pelanggan di bengkel tempat beliau bekerja semakin sedikit.
Tidak lama kemudian, salah seorang teman menawarkan untuk membuka usahaservice mesin mobil, karena masih ada space dari usaha service cat mobil yang dimiliki oleh teman beliau. Beliau pun menyanggupi, karena akadnya ketika itu bahwa semua penghasilan service mesin mobil akan menjadi hak Pak Pinuji.
Sekali lagi, usaha yang seakan-akan sudah berjalan baik itu pun kemudian terganggu. Teman beliau menyalahi akad awal. Ada bagian yang diminta dari usaha service mesin mobil yang digeluti Pak Pinuji yang tidak ada di akad awal.
Maka cukup setahun, di tahun 1998 Pak Pinuji memutuskan pindah dan membuat bengkel mobil sendiri di Jl. Raya Kedung Asem no. 19 yang bertahan sampai sekarang.
Semua usaha pasti pernah mengalami naik dan turun. Bagaimana dengan usaha bengkel yang dimiliki oleh Pak Pinuji? Apakah juga ada naik dan turunnya?
Pak Pinuji bercerita bahwa usaha bengkel mobil memiliki siklus sendiri untuk naik dan turunnya. Siklus naik biasanya pada Desember –Januari. Hal ini terjadi karena pada dua bulan itu sebagian besar ingin berlibur sehingga mereka ingin segera memperbaiki sebelum atau setelah mobil digunakan.
Siklus naik kedua biasanya terjadi pada bulan Ramadhan. Libur Idul Fitri memang menjadi sebuah anugerah yang besar. Bila memiliki tenaga yang besar di bulan Ramadhan, 24 jam bengkel buka pun, pelanggan tetap akan datang.
Sementara siklus turun biasanya terjadi ketika masa-masa masuk sekolah. Para pelanggan mungkin ingin memastikan pendidikan putra-putrinya terlebih dahulu ketimbang urusan mobil atau kendaraan yang tidak terlalu mendesak.
Di luar siklus tersebut, ada kejadian yang membuat beliau sempat terpikir untuk mencoba beralih ke profesi lain. Saat itu adalah menjelang pembayaran gaji karyawan. Tapi tidak ada uang di tangan, tabungan pun tidak ada. Yang ada hanya sebuah helm.
Sempat terpikir untuk melamar pekerjaan sebagai petugas keamanan. Namun hal itu urung beliau laksanakan. Beliau menetapkan bertahan dalam usaha perbaikan atau bengkel mobil.
Alasan dari keputusan itu adalah dua kepuasan yang sangat besar yang beliau dapatkan dari usaha bengkel. Kepuasan yang pertama adalah kepuasan ketika perbaikan itu selesai. Mobil yang ketika datang rewel kemudian menjadi mulus memberikan rasa puas yang sangat besar. Suara mobil yang ketika datang “mbrebet” kemudian hilang ketika sudah usai, memberikan kebahagiaan yang tak terkira kepada Pak Pinuji.
Kepuasan kedua adalah ketika beliau bisa memenuhi kebutuhan karyawan, orang yang menggantungkan penghidupannya dari usaha bengkel mobil selama ini.
Pribadi dan keluarga yang mampu bertahan dari usaha bengkel mobil Pak Pinuji membuat beliau menetapkan hati untuk tetap bertahan. Tiap tahun, mobil-mobil baru keluar. Kebutuhan akan perbaikan kerusakan mobil akan tetap ada. Maka beliau tetap optimis dalam menyongsong masa depan.
Ketika menemukan kepuasan dengan apa yang dilakukan, apalagi dibayar ketika melakukannya, apa lagi yang mau dicari? Passion Pak Pinuji menuntunnya bertahan dalam kondisi naik dan turun. Kepuasan yang tak tergantikan itu memberinya semangat untuk tetap tegar. Semoga kita juga menemukan passion dan menjalaninya dengan wajah tersenyum sebagaimana beliau.

Sumber: http://zakatcentersby.wordpress.com/2014/03/17/passion-itu-membuat-pak-pinuji-tegar-saat-naik-dan-turun/